Sektor Perbankan Nanjak Lagi, Wall Street Melesat Lagi

FILE - In this Oct. 14, 2020 file photo, the American Flag hangs outside the New York Stock Exchange in New York.Stocks were posting strong gains in early trading Thursday, May 13, 2021, following three days of losses and the biggest one-day drop in the S&P 500 since February.  (AP Photo/Frank Franklin II, File)

Bursa Saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melesat lagi pada awal perdagangan Kamis (30/3/2023) waktu setempat. Sektor perbankan kembali menguat, membuat pelaku pasar memprediksi gonjang-ganjing sudah selesai.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing menguat 0,6%, Nasdaq sekali lagi memimpin sebesar 0,7%.

Saham bank regional menguat di awal perdagangan, terlihat dari SPDR S&P Regional Banking ETF (KRE) yang menguat 1%. Sejak 23 Maret saat menyentuh level terendah akibat krisis perbankan, ETF tersebut sudah melesat lebih dari 7%.

Data ekonomi dari Amerika Serikat menunjukkan klaim tunjangan pengangguran dalam sepekan yang berakhir 25 Maret sebanyak 198.000 klaim, naik 7.000 dibandingkan pekan sebelumnya, dan sedikit di atas ekspektasi 195.000 klaim.

Klaim tunjangan pengangguran tersebut memberikan gambaran pasar tenaga kerja AS yang masih kuat meski bank sentral AS (The Fed) sangat agresif dalam menaikkan suku bunga.

Selain itu, data yang dirilis hari ini menunjukkan data produk domestik bruto (PDB) final AS kuartal IV-2022 tumbuh sebesar 2,6%, lebih rendah dari rilis sebelumnya 2,7%.

Di kuartal I-2023, pertumbuhan ekonomi AS diprediksi masih akanĀ berakselereasi. Berdasarkan data GDPNow milik Fed Atlanta, PDB diprediksi tumbuh 3,2%.

Kuatnya perekonomian AS sebenarnya memberikan kebingungan di pasar. Dalam kondisi normal, hal tersebut bagus, tetapi saat “berperang” melawan inflasi tinggi akan menjadi buruk.

Inflasi tinggi akan susah turun saat PDB tumbuh tinggi. Namun, dengan The Fed diprediksi tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga, bahkan banyak yang melihat tidak akan dinaikkan lagi, harapan Amerika Serikat lolos dari resesi semakin besar, meski masih menyisakan pertanyaan apakah inflasi bisa turun atau masih tetap bandel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*