Komik Detective Conan resmi berusia 30 tahun dan banyak anak-anak di seluruh penjuru dunia yang terperangkap dalam cerita petualangan Conan Edogawa berjuang kembali menjadi Shinichi Kudo.
Chapter pertama Detective Conan pertama kali dirilis pada 1994 di Shonen Weekly Jump dan itu berarti sudah 30 tahun berlalu sejak saat itu.
Banyak anak-anak yang membaca Detective Conan kini sudah punya anak. Bahkan mungkin pula ada yang memiliki cucu, jika menghitung jenjang waktu yang demikian lama terbentang.
Persentuhan seseorang dengan komik Detective Conan bahkan bisa jadi merupakan persinggungan terpanjang dalam hidupnya dibandingkan kontak yang ia miliki dengan banyak hal lain, baik berupa benda hidup atau mati.
Mungkin hanya hubungan dengan keluarga yang bisa mengimbangi jangka waktu hubungan seseorang dengan komik Detective Conan.
Karena inilah kemudian diksi ‘terperangkap’ lebih cocok untuk saya. Waktu 30 tahun sudah terlalu lama untuk perkembangan cerita yang terbilang sempat sangat lambat.
Namun meninggalkan Detective Conan lebih sulit dilakukan bila mengingat perjalanan yang telah ditempuh dan dilakukan.
Chapter pertama Detective Conan pertama kali dirilis pada 1994 di Shonen Weekly Jump dan itu berarti sudah 30 tahun berlalu sejak saat itu. (dok. Meitantei Conan Production Committee/Polydor/Shogakukan Production via IMDb)
Seiring umur yang bertambah, ada hal-hal yang terbilang mengecewakan bagi saya dalam alur cerita Detective Conan. Dan hal ini yang kemudian merupakan kesalahan terbesar bagi Aoyama Gosho selaku sang pengarang.
Di balik berbagai trik kejahatan yang kelihatannya realistis dan masuk akal, Gosho justru melakukan kesalahan mendasar saat mengarang Detective Conan.
Kesalahan tersebut adalah soal timeline cerita. Shinichi Kudo dan Ran Mouri diceritakan duduk di kelas 2 SMA saat Detektif Conan dimulai. Seiring waktu berjalan, mereka tetap terus berada di kelas 2 SMA.
Padahal sudah banyak momen dan peristiwa yang terjadi. Timeline waktu seolah membeku seperti halnya Nobita dan kawan-kawan yang terus selalu berada di Kelas 4 SD. Bila timeline membeku tidak mengganggu jalan cerita Nobita yang memang begitu-begitu saja, tentu hal tersebut tidak bisa berlaku sama di Detektif Conan.
Timeline yang tidak jelas akhirnya mengaburkan inti cerita yaitu perjuangan Conan Edogawa mengejar Organisasi Baju Hitam atau Black Organization. Padahal dari tanggal-tanggal terjadinya kasus yang disebutkan di komik, seharusnya sekian tahun sudah berlalu.
Berikut contohnya:
Kasus Pasien Mengirim Dokter Uang Tiap Bulan di Komik Jilid 3: 4 Agustus
Kasus Kaito Kid pertama kali muncul di Komik Jilid 16: 1 April
Kasus Teror di Lapangan Sepak Bola Jilid 19: 1 Januari
Kasus Pembajakan Bus di Jilid 29: 23 Februari
Kasus Coklat Valentine di Vila Jilid 33: 14 Februari
Kasus Bom yang Menewaskan Matsuda dan Mengancam Takagi di Jilid 36: 7 Oktober
Kasus Cinta Pertama Profesor Agasa di Jilid 40: 24 November
Kasus Detektif Cilik Minta Uang Tahun Baru ke Detektif Kogoro di Jilid 57: 1 Januari
Kasus Eri Kisaki Ulang Tahun di Jilid 68: 10 Oktober
Kasus Teror di Wimbledon Jilid 71: Bulan Juni
Dari gambaran tanggal dan bulan yang disebutkan di komik Detective Conan, seharusnya tahun demi tahun sudah berlalu. Ran dan Shinichi juga sudah seharusnya tidak melulu duduk di kelas 2 SMA.
Daftar di atas mungkin bakal lebih panjang bila ada pembaca yang memeriksa detail tanggal-tanggal di komik Detective Conan.
Timeline yang membeku itu yang kemudian membuat alur ceritanya menjadi aneh. Kasus demi kasus yang terjadi, yang mungkin sudah menginjak ratusan sejak Shinichi mengecil menjadi Conan, tapi waktu tidak bergerak banyak.
Pembaca pun kemudian kehilangan sensasi soal seberapa lama Conan sudah menjadi kecil dan terus berusaha mengejar dan mengungkap misteri Organisasi Baju Hitam. Dari timeline yang membeku ini, padahal banyak tokoh baru yang hadir dan bahkan sudah kembali menghilang sehingga pembaca kehilangan hal menarik dari bagian tersebut.
Selain aliran waktu yang tak jelas, kesalahan besar Aoyama Gosho dalam penulisan Detective Conan adalah latar waktu yang juga tidak jelas. Latar Detective Conan berubah-ubah dan ini benar-benar mengganggu kenyamanan membaca, terlebih bagi pembaca yang bertambah usia dengan sikap kritis yang mungkin lebih kuat dibanding sebelumnya.
Apa yang sebenarnya Aoyama Gosho rencanakan soal latar belakang ini?
Pernah ada momen Conan dan kawan-kawan membahas keberhasilan Jepang yang baru saja lolos ke Piala Dunia 1998. Hal itu berarti latar waktu kejadian ada di akhir 1997 atau awal 1998. Momen ini ada di komik jilid 19.
Namun setelah itu latar waktu makin tidak jelas. Ada latar waktu yang menyebutkan bahwa saat kejadian ada di tahun 2000 dan setelahnya.
Setting waktu yang tidak jelas ini juga bisa terlihat dari perkembangan teknologi dalam latar cerita Detective Conan. Ada momen Conan menelepon Ran dengan telepon umum. Ada kasus yang masih melibatkan mesin faks dan alat komunikasi berupa pager.
Seiring waktu berlalu, ada kasus yang melibatkan handphone, mulai dari zaman SMS hingga akhirnya handphone era smartphone. Ada kasus dari zaman kamera film hingga kamera digital.
Gosho sepertinya menyadari kejanggalan hal tersebut dan coba mengaitkan titik-titik yang seolah jadi celah.
Di komik jilid 83, cerita flashback berupa kasus di Akuarium, diceritakan handphone Ran terjatuh di selokan. Lalu kemudian Shinichi berjanji mengganti handphone Ran sekaligus berjanji mengajak ke Taman Hiburan yang kemudian berkaitan dengan kisah saat mereka kelas 2 SMA.
Walaupun coba dihubungkan, hal tersebut bakal terasa janggal.
Pasalnya saat Ran kali pertama memiliki handphone adalah di komik jilid 25, Ran saat itu bergumam membayangkan punya handphone untuk berkomunikasi setelah melihat Sonoko dan Makoto berhubungan lewat handphone. Tak lama kemudian Shinichi mengirimkan Ran handphone. Akhirnya flashback yang coba dipaksakan untuk menyambung cerita malah tidak cocok.
Latar waktu yang tak jelas juga membuat kenikmatan membaca Detective Conan berkurang drastis. Tidak ada latar waktu yang jelas kemudian berdampak pada inti cerita pengejaran Conan/Shinichi tentang Black Organization.
Ada momen saat anggota Black Organization menyimpan data virus APTX di disket. Ada momen saat software Saguru Itakura diletakkan di CD.
Perkembangan teknologi yang diadaptasi Komik Detective Conan justru mengaburkan inti cerita. CD software Saguru Itakura kini tak lagi jadi bahasan apalagi saat ini teknologi CD juga sudah dimakan perkembangan zaman. Latar waktu cerita yang kabur menghilangkan hal terpenting dalam kasus Detective Conan. Misal Koji Haneda yang disebut terbunuh 17 tahun lalu.
Karena tidak ada kejelasan waktu pasti soal timeline, 17 tahun lalu bisa diterjemahkan jadi banyak hal.
Bila menghitung latar Detective Conan di masa kini, tentu 17 tahun lalu berarti ada di era 2000-an. Namun bila menghitung latar Detective Conan di tahun 90-an, itu berarti pembunuhan Koji Haneda ada di era 70-an atau 80-an awal.
Dampak dari ketidakjelasan latar waktu ini bakal parah. Ketika pembaca Detective Conan membaca perjalanan Shinichi Kudo secara keseluruhan, bakal terdapat kebingungan karena tidak ada timeline yang jelas.
Akan ada tumpang tindih yang kacau dan tidak karuan karena di masa kini secara timeline [jilid komik nomor-nomor awal] ada orang yang masih rutin menggunakan telepon umum, sementara di masa lalu dari segi timeline [saat flashback di jilid komik terkini] malah ada yang sudah menggunakan handphone.
Tetapi yah, seperti sudah disebutkan di awal, banyak pembaca Detective Conan yang sudah terperangkap dan terjerat dalam perjalanan bersama Conan Edogawa. Berhenti dan mengakhiri penantian jelas tidak akan jadi pilihan mengingat perjalanan panjang yang telah dilakukan.
Jadi cara paling masuk akal untuk pembaca adalah terus melangkah menemani Conan mengakhiri perjalanannya, meski terkadang para pembaca sudah lelah, sambil berharap Gosho benar-benar sudah menyiapkan akhir cerita yang luar biasa sebagai penebus kesalahan fatal yang sudah dilakukannya.