Saham empat bank raksasa (big four) terpantau berjatuhan pada perdagangan sesi I Senin (30/1/2023), berlawanan dengan posisi akhir pekan lalu yang bergairah.
Berikut pergerakan bank big four pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Negara Indonesia | BBNI | 9.300 | -2,62% |
Bank Central Asia | BBCA | 8.625 | -0,86% |
Bank Mandiri | BMRI | 9.950 | -0,75% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 4.630 | -0,22% |
Sumber: RTI
Hingga pukul 09:55 WIB, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang merupakan bank nasional tertua menjadi yang paling parah koreksinya yakni ambruk 2,62% ke harga Rp 9.300/unit.
Sedangkan di posisi kedua terdapat saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang merosot 0,86% ke Rp 8.625/unit.
BBNI dan BBCA sudah melaporkan kinerja keuangannya pada tahun 2022, di mana laba bersih keduanya meningkat cukup signifikan sepanjang 2022.
BCA mencatatkan laba bersih Rp 40,7 triliun sepanjang 2022. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menyampaikan bahwa perolehan laba ini meningkat 29,6% dibandingkan periode sebelumnya.
Sedangkan laba bersih BNI sepanjang 2022 mencapai Rp 18,3 triliun, naik 68% dibandingkan laba bersih tahun 2021 yang sebesar Rp 10,9 triliun.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan realisasi laba bersih tersebut lebih tinggi dari estimasi. Bahkan, realisasi ini jauh di atas pencapaian sebelum pandemi dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah BNI.
Namun, keduanya justru mengalami koreksi cukup dalam pada pagi hari ini, karena investor cenderung melakukan aksi jual atau profit taking setelah keduanya sempat melesat pada perdagangan akhir pekan lalu.
Selain itu, investor cenderung wait and see menanti rilis data inflasi di dalam negeri dan pengumuman kebijakan suku bunga terbaru dari bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
Konsensus pasar dalam polling Trading Economics memperkirakan inflasi secara tahunan melandai sedikit menjadi 5,4% (yoy), dari sebelumnya sebesar 5,51% pada Desember 2022.
Adapun secara bulanan, inflasi Januari diprediksi melambat menjadi 0,5%, dari sebelumnya sebesar 0,66% di Desember 2022.
Sementara itu, Ekspektasi The Fed akan mulai memperlambat laju kenaikan suku bunga acuan tercermin dari data CME FedWatch probabilitas kenaikan 25 basis poin (bp) lebih dari 90%. Pelaku pasar memperkirakan suku bunga acuan AS akan dinaikkan ke 4,75%.
Namun, melihat dari data ekonomi AS yang masih cukup baik dan tenaga kerja AS yang juga masih cukup kuat, maka potensi The Fed tetap agresif menaikkan suku bunga 50 bp masih berpeluang cukup besar, meski pasar memprediksi The Fed hanya akan menaikkan sebesar 25 bp.
Di lain sisi, investor asing juga melepas saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pada perdagangan akhir pekan lalu.
Di saham BMRI, asing melepas sebanyak Rp 234,2 miliar, sedangkan di saham BBRI, asing melego sebesar Rp 123,2 miliar.