7 Hewan yang Sering Dikaitkan dengan Kematian serta Alasannya

7 Hewan yang Sering Dikaitkan dengan Kematian serta Alasannya

A crows sits on a pole as the sun forms crescent during solar eclipse in Kathmandu, Nepal, Sunday, June 21, 2020. (AP Photo/Niranjan Shrestha)

Setiap hewan memiliki karateristiknya masing-masing. Kendati demikian, sepanjang sejarah ada banyak hewan yang dikaitkan dengan kematian dan nasib buruk.

Lantas hewan apa sajakah itu? Berikut adalah hewan yang dianggap oleh manusia sebagai simbol kematian di berbagai budaya, mengutip dari Live Science.

1. Burung enggang

Burung enggang dinilai sebagai hewan pembawa kematian dan kehancuran di sembilan negara di Afrika bagian selatan dan timur. Hal ini diketahui dari survei tahun 2014 terhadap 98 orang yang dijelaskan dalam Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine.

Secara umum, https://213.142.147.151/ masyarakat menganggap burung enggang selatan merupakan pertanda buruk. Di Zimbabwe dan Malawi, sebagian orang menganggap jika burung enggang yang hinggap di atap rumah akan membawa sial bagi penghuni rumah, demikian laporan studi tersebut. Jika burung enggang terlihat bergerombol dalam jumlah ganjil, itu dianggap sebagai tanda kematian. Di Tanzania, burung ini dianggap sebagai pembawa jiwa yang mati dan roh yang marah.

2. Capung

Di Jepang, capung merah (Sympetrum frequens) muncul dari padang rumput rendah dan bermigrasi ke pegunungan tinggi untuk mencari makan. Gerombolan capung merah akan bertambah banyak pada awal musim gugur ketika mereka turun dari pegunungan ke tempat berkembang biak di dataran rendah.

Waktu ini sangat bertepatan dengan festival musim panas Obon, yang merayakan kembalinya arwah orang mati mengunjungi orang yang mereka cintai. Capung merah dipandang sebagai pembawa pesan roh-roh ini, menurut sebuah studi etnografi tahun 1959.

3. Burung nasar

Burung nasar menggunakan indra penciumannya yang luar biasa untuk mendeteksi bangkai dari jarak lebih dari 1,5 km. Burung ini juga punya kebiasaan mengitari bangkai saat terbang dan memakai daging bangkai.

Namun yang mengejutkan, di Mesir kuno, burung nasar dipandang sebagai simbol kebersihan dalam lingkaran kehidupan dan kematian. Menurut Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland, burung nasar menjadi lambang dewa, maut, atau “ibu dari semua”.

Orang Mesir kuno mungkin percaya bahwa semua burung nasar adalah betina dan lahir secara spontan dari telur. Hal ini menyebabkan burung nasar dipakai sebagai hiasan kepala oleh istri firaun dan firaun wanita untuk perlindungan.

Beberapa budaya memandang burung nasar sebagai cara suci untuk membuang orang mati. Komunitas Zoroaster di India yang dikenal sebagai Parsis, serta umat Buddha Vajrayana di Tibet, mengandalkan burung nasar untuk memakan mayat mereka dalam praktik yang dikenal sebagai “penguburan langit”, menurut Museum dan Perpustakaan Institut Sejarah Sains di Philadelphia.

4. Kelelawar

Kelelawar. (Ist)Foto: Kelelawar. (Ist)

Di sejumlah kebudayaan, kelelawar sejak lama dikaitkan dengan kematian. Misalnya, masyarakat Māori di Selandia Baru, mengasosiasikan kelelawar dengan hokioi, mitos burung nokturnal yang dikatakan meramalkan kematian. Menurut The Raupo Book of Maori Proverbs, pepatah umum mengatakan “kelelawar terbang saat senja, hokioi terbang pada malam hari”.

Legenda mengatakan bahwa burung hokioi belum pernah terlihat, hanya terdengar di malam hari melalui jeritannya di kegelapan.

Ada kemungkinan bahwa hokioi sebenarnya adalah burung yang sudah punah dan dikenal sebagai elang Haast (Hieraaetus moorei), yaitu burung pemangsa yang cukup besar untuk membawa anak kecil.

5. Burung hantu

Burung hantu mungkin diasosiasikan dengan kematian karena sebagian besar hewan ini aktif pada malam hari. Dalam banyak kebudayaan, kelelawar adalah simbol kematian dan utusan yang dikirim oleh dewa dari dunia bawah, menurut buku “Owl” (Reaktion Press, 2009) oleh Desmond Morris.

Misalnya, dalam mitologi Romawi, suara burung hantu adalah tanda kematian yang akan segera terjadi, menurut buku tersebut. Burung hantu diyakini telah meramalkan kematian sejumlah kaisar Romawi, karena kematian mereka terjadi setelah suara burung hantu.

Keyakinan serupa ditemukan selama survei wawancara yang dilakukan di dataran tinggi Distrik Nyeri di Kenya tengah.

6. Burung Gagak

Gagak adalah burung yang sangat cerdas. Hewan ini memakan apa saja mulai dari buah beri hingga daging hewan mati yang membusuk. Dalam cerita rakyat Irlandia, Badb adalah salah satu dari trio dewi perang yang berwujud burung gagak, menurut artikel abad ke-19 yang diterbitkan dalam Proceedings of the Royal Irish Academy.

Cerita rakyat ini, menurut artikel tersebut, mengatakan bahwa gagak bisa menjadi pertanda pertumpahan darah, yang membuat takut para prajurit di medan perang.

7. Tikus

Tikus adalah hewan pengerat membawa banyak patogen, beberapa di antaranya mematikan. Alasan itu juga yang mungkin menjelaskan mengapa tikus menjadi salah satu hewan yang dikaitkan dengan kematian.

Misalnya, tikus menjadi penyebab terjadinya Kematian Hitam (Black Death) pada abad ke-14, yang disebabkan oleh penyebaran bakteri Yersinia pestis. Sampai saat ini, orang mengira tikus yang membawa patogen tersebut. Wabah ini akhirnya menewaskan sedikitnya 25 juta orang di Eropa hanya dalam waktu lima tahun.

Namun penelitian dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa tikus bukanlah vektor penyakit utama. Sebaliknya, manusia, dan kutu serta kutu tubuh yang mereka bawa, menyebabkan sebagian besar penyebaran penyakit ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*